Kamis, 30 September 2010

PENCERAHAN HATI


PERILAKU Orang berTAKWA
Dr. Isnawati Rais, MA.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan (juga) orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal (Qs. Ali Imran 133-136).
Pada ayat pertama dari kelompok ayat diatas, Allah SWT memerintahkan terhadap orang-orang yang beriman untuk bersegera meraih ampunan dan surga yang sangat luas yang disediakan untuk mereka yang bertakwa. Kemudian pada ayat-ayat selanjutnya Allah SWT menjelaskan beberapa perilaku orang bertakwa tersebut.
Setidaknya ada lima perilaku takwa yang digambarkan Allah pada ayat-ayat di atas, berikut penjelasannya:
Berinfak diwaktu lapang dan sempit
Termasuk perilaku orang bertakwa adalah berinfaq dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan lapang (berkecukupan) ataupun dalam keadaan sempit (kekurangan). Mereka berusaha untuk selalu dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan. Mereka tidak pernah melalaikan infaq meski terkadang mereka sendiri sedang kesulitan.
Dalam suatu hadits Rasulullah SAW menyatakan: Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma (HR. Muttafaq alaih).
Menurut Rasyid Ridha (AL-Manar III, hal. 123-133) Allah memulai gambaran orang bertakwa dengan infaq karena dua hal berikut: Pertama; infaq adalah kebalikan dari riba yang dilarang oleh ayat sebelumnya (Qs. Ali Imran 130). Riba adalah pemerasan yang dilakukan oleh orang kaya terhadap orang yang membutuhkan pertolongan dengan memakan hartanya dari bayaran hutang yang berlipat ganda. Sedangkan infaq adalah sebuah pertolongan kepada orang yang membutuhkan tanpa imbalan. Kedua; Sesungguhnya infaq adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan karena kecintaan manusia terhadap harta. Oleh karena itu, barangsiapa yang sanggup menginfakkan harta diwaktu lapang dan sempit, jelas menunjukkan sikap kepatuhan, ketundukkan hati, yang merupakan sebuah ketakwaan.
Anjuran dan perintah berinfaq pada waktu lapang adalah untuk menghilangkan perasaan sombong, rakus, aniaya, cinta yang berlebihan terhadap harta, dan lain-lain. Sedangkan anjuran bersedekah di waktu sulit adalah untuk merobah sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi. Sebenarnya sesusah apapun, manusia masih bisa memberikan sesuatu di jalan Allah walaupun sedikit. Dorongan ini ada pada diri setiap orang tetapi kadang-kadang tidak muncul. Untuk itu agamalah yang menumbuhkan kesadaran itu.
Menahan marah
Selanjutnya perilaku orang yang bertakwa adalah mampu menahan marah dengan tidak melampiaskan kemarahan walaupun sebenarnya ia mampu melakukannya. Kata al-kazhimiin berarti penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang penuh dengan air, lalu ditutup rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan marah, sakit hati, dan keinginan untuk menuntut balas masih ada, tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat agar tidak keluar perkataan dan tindakan yang tidak baik. (Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, II, hal. 207).
Orang yang mampu menahan marah, oleh Nabi SAW disebut sebagai orang yang kuat. Beliau bersabda: Orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat, tetapi (orang yang kuat itu adalah) orang yang mampu menahan dirinya ketika marah (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Dalam hadits lain nabi juga bersabda: Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka di hari kiamat Allah akan memenuhi hatinya dengan keridhaan.
Memaafkan
Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan memaafkan orang lain apabila ia menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak menghukumnya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah. Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri, sedangkan memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka hati akibat perbuatan orang. Ini tidak mudah, oleh karena itu pantaslah dianggap perilaku orang bertakwa.
Untuk memberikan dorongan kepada manusia agar mau memaafkan, Allah berulang kali memerintahkannya di dalam Al-Quran, antara lain dalam surat Al-Araf 199, Al-Hijr 85, dan Asy-Syura 43. Sementara itu Rasulullah SAW juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain, di antaranya:
Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka Allah akan mengampuninya saat ia kesukaran. Dan Orang yang memaafkan terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keredhaan Allah, maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat (Lengkapnya dapat dilihat dalam Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272).
Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah kita, adalah seseorang yang sangat pemaaf. Aisyiyah r. a. berkata: Saya belum pernah melihat Rasulullah SAW membalas karena beliau dianiaya selama hukum Allah tidak dilanggar. Beliau akan memaafkan kesalahan orang lain yang mengenai dirinya, karena itu adalah sifat utama.
Berbuat ihsan
Ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari tiga perilaku takwa sebelumnya. Allah mencintai orang yang berbuat ihsan dengan berbagai cara yang mungkin dilakukannya. Dalam menafsirkan ayat ini Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan suatu riwayat yang menggambarkan bahwa berbuat ihsan itu adalah sebagai puncak dari tiga sifat utama sebelumnya: Seorang budak melakukan sesuatu pelanggaran yang membuat tuannya sangat marah. Budak itu berkata kepada tuannya: Tuan, Allah SWT berfirman wal kazhimiin alghaizha, maka tuannya menjawab: Aku telah menahan marahku. Budak itu berkata lagi, Allah telah berfirman walafiina aninnaas, yang dijawab oleh tuannya: Kamu telah kumaafkan. Budak itupun melanjutkan lagi, bahwa Allah telah berfirman wallahu yuhibbul muhsiniin, tuannya menjawab: Pergilah! Engkau merdeka karena Allah. (Muhammad Rasyid Ridha, IV, hal. 135). Riwayat senada juga dikemukakan oleh Al-Maraghi dalam menafsirkan ayat ini.
Cepat menyadari kesalahan lalu beristighfar
Perilaku ini menggambarkan bagaimana orang yang bertakwa menghadapi dirinya sendiri, yaitu bila dia, sengaja atau tidak, melakukan perbuatan dosa seperti, membunuh, memakan riba, korupsi, berzina, atau menganiaya diri sendiri seperti minum khamar, membuka aurat, tidak shalat, tidak berpuasa, dan sebagainya, mereka langsung ingat Allah, sehingga merasa malu dan takut kepadaNya. Lalu ia cepat menyesali semua perbuatannya dan memohon ampun sambil bertekad tidak akan mengulangi lagi kesalahan itu.
Orang mumin yang bertakwa setelah bertaubat tidak akan mengulang pelanggaran yang telah dilakukannya, karena ia akan selalu ingat dan takut kepada Allah.
Dalam ayat ini Allah juga menegaskan dua hal, pertama; Hanya Allah lah tempat memohon ampunan, karena hanya Allah juga yang mampu memberi ampunan. Kedua; ayat ini menunjukkan batapa Maha Pemaaf dan Pengampunnya Allah.
Untuk mereka yang memenuhi lima kriteria diatas, Allah menjanjikan balasan berupa ampunan, selamat dari siksaan, mendapat pahala yang besar, dan memperoleh surga yang sangat luas dan menyenangkan. Itu semua adalah sebaik-baik balasan dan imbalan Allah terhadap amal yang telah mereka lakukan.
(Isnawati Rais: Dosen IAIN Imam Bonjol)
COPIED FROM:http://www.seasite.niu.edu/trans/Indonesian/perilaku_orang_bertakwa.htm

Selasa, 28 September 2010

TARBIYATUL-AULAAD – PENDIDIKAN ANAK (4 - Akhir)

How : Bagaimanakah mendidik anak?

Pertanyaan bagaimana berkaitan dengan cara atau metode. Dengan metode apa mendidik anak? Dalam bahasa Inggris metode adalah method yang artinya system (sistem) ataupun way of doing something (cara melakukan sesuatu) (Hornby, 1986:533). Sistem adalah rangkaian dari beberapa bagian yang saling berhubungan secara interdependensi (saling bergantung) dan rangkaian itu berproses untuk memberi hasil (output).

Menurut Koentjaraningrat, metode adalah cara atau jalan, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat,1977:16). Ilmu yang mempelajari metode adalah metodologi. Metodologi berasal dari bahasa Yunani metodos (cara, jalan) dan logos (ilmu, Tuhan). Metodologi adalah cara melakukan sesuatu, dengan menggunakan pikiran yang seksama, untuk mengetahui dan mengerti tentang ilmu yang sedang dikaji berdasarkan bimbingan Tuhan (Cholid Narbuko, 1987:17).

Salah satu yang mendorong keberhasilan pendidikan adalah metode yang dipakai dalam mengajar. Metode dapat menentukan seberapa jauh anak didik memahami, menghayati, dan mengamalkan pelajaran yang disampaikan. Metode yang tepat akan mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan. Kesalahan metode yang digunakan dapat menggagalkan proses belajar megajar. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk memilih metode yang tepat dalam pengajarannya.

Mengajar (yang menjadi salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan) merupakan da’wah (mengajak) ke jalan Tuhan, yang harus dilakukan dengan ilmu (hikmah) dan bijaksana. Allah berfirman:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS an-Nahl 24:125)

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengajar anak adalah:

1. Metode ceramah (Speech)

Metode ceramah yang juga disebut dengan metode tabligh atau monologis, adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru atau orang tua secara lisan kepada anak didiknya dengan maksud memberitahu, menjelaskan, atau memberi petunjuk tentang bahan pelajaran dalam waktu dan ruangan tertentu.

Metode ini digunakan hampir pada setiap pelajaran. Dalam pelajaran sub-bidang studi Ibadah, misalnya, ruang lingkup dan pelaksanaan ibadah, terutama 'ibadatul-mahdhah, telah dibakukan oleh Allah melalui Rasul-Nya, sehingga memerlukan penjelasan secara benar sesuai dengan contoh Rasul. Penjelasan yang benar inilah merupakan tuntutan bagi guru untuk menggunakan metode ceramah. Jika penjelasan guru tidak benar, maka akan berpengaruh terhadap pemahaman dan pengamalan ibadah anak, sehingga ibadah anak itu sah atau tidak dapat diragukan. Apabila ibadah seseorang itu tidak benar (tidak sah), maka tidak akan diterima oleh Allah.

2. Metode dialog (Tanya jawab) - Dialogue

Metode ini, yang bisa digunakan pada semua pelajaran, dilakukan dengan mengadakan tanya jawab untuk mengetahui apakah ingatan anak dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. Dalam hal ini guru/orang tua harus memberikan kesempatan bertanya kepada anak, sehingga anak dapat mengungkapkan kesulitan atau permasalahan yang sedang dihadapi, khususnya pelajaran yang disampaikan. Metode tanya jawab akan merangsang anak untuk kreatif atau berani mengungkapkan pendapat. Pengungkapan dialog seorang ayah (Nabi Ibrahim as) dan anaknya (Nabi Ismail as), ketika Ibrahim lewat mimpi diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih Ismail, adalah contoh metode dialog yang sangat menarik. Qad kaanat lakum uswatun hasanatun fii ibraahiim wal-ladziina ma’ahu….. (Sungguh telah ada teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia)

3. Metode peragaan (praktek - practice)

Metode peragaan dapat disebut juga dengan metode pengamalan (praktek) atau metode demonstrasi. Metode peragaan adalah metode yang dilakukan dengan memperagakan alat pelajaran atau mempraktekkan pelajaran yang diberikan. Metode ini digunakan pada pelajaran yang dimungkinkan dapat dipraktekkan seperti baca-tulis al-Quran, wudhu, shalat, pelajaran komputer, menjahit, olahraga, dan sebagainya. Saat menggunakan metode ini diusahakan agar semua anak didik dapat melihat praktek yang sedang dilakukan. Jika memakai alat peraga, maka digunakan alat yang sederhana dan mudah didapat. Metode ini perlu dilakukan berulang-ulang, sehingga dapat menjadi kebiasaan yang baik.

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS ash-Shaf 61:2-3)

4. Metode Pemberian Tugas (Assignment)

Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar-mengajar bilamana guru/orang tua memberi tugas tertentu dan anak didik mengerjakannya, lalu tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada anak-anak berupa soal-soal atau ia memberi tugas-tugas yang harus dikerjakan di kelas. Misalnya, guru memberi tugas anak untuk mencatat waktu shalat Jum'at dan mencatat isi khutbahnya, guru memberi tugas agar anak selalu mencatat waktu shalatnya atau surat (ayat) dalam al-Quran yang dibaca di rumah. Pemberian tugas harus sesuai dengan kemampuan anak, baik kemampuan intelektual (ilmu), waktu, atau biayanya. Metode ini bisa digunakan untuk semua pelajaran.

Metode ini dapat mendorong anak untuk belajar di rumah dan mengembangkan kreativitas anak. Tugas-tugas yang diberikan anak juga dapat melatih untuk bertanggung jawab. Walaupun demikian, metode ini dapat mendorong anak untuk malas jika tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan anak dan jumlahnya terlalu banyak.

5. Metode keteladanan (Model)

Dalam hal ini guru dan orang tua sebagai pendidik harus memberi contoh yang baik kepada anak didik, baik saat berbuat, bersikap, merasa, maupun berpikir. Apa-apa yang diperintahkan kepada anak hendak sudah dilakukan oleh pendidik. Rasulullah saw adalah the best model untuk seluruh ummat manusia.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS al-Ahzaab 33:21)

6. Metode Cerita (Telling history and story)

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (QS Yusuf 12:111).

7. Metode hadiah dan hukuman (Reward and punishment)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-biji sawi-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (QS al-Zalzalah 99:7-8)

8. Metode kunjungan (Tour)

Metode ini adalah kunjungan ke tempat-tempat yang mendukung penambahan pengetahuan anak didik, seperti masjid, perpustakaan masjid, perpustakaan lembaga-lembaga Islam, pondok pesantren, lembaga pendidikan Islam lain, museum, pantai, hutan, sawah, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan pengalaman anak. Metode tour dapat dipakai untuk berbagai pengetahuan.

Banyak keuntungan metode tour , misalnya, kesan kunjungan ke tempat-tempat tersebut mudah diserap anak, dapat sekaligus menjadi penyegaran (refreshing) anak dan guru, serta dapat lebih mempererat hubungan antara lembaga pengunjung dan yang dikunjungi. Walaupun demikian, metode ini memiliki kekurangan seperti dapat memakan biaya yang mahal dan waktu yang relatif lama.

Dalam buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam, Abdullah Nashih ‘Ulwan menyatakan lima metode mendidik anak, yaitu:
1. Mendidik dengan keteladanan atau contoh yang baik
2. Mendidik dengan pembiasaan yang baik
3. Mendidik dengan mengajarkan ilmu pengetahuan dan dialog tentang berbagai persoalan
4. Mendidik dengan memberikan pengawasan dan nasehat
5. Mendidik dengan memberikan hukuman atau sanksi


Wallaahu a’lam bish-shawwab,
Fas-aluu ahladz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun

Penulis:
Muhammad Muhtar Arifin Sholeh
Dosen di UNISSULA Semarang
Ph.D Student di Department of Information Studies, University of Sheffield UK
Alumni Antropologi UGM & Tarbiyah IAIN

copied from:http://dearestfriday.blogspot.com/2009/04/pdf-47-tarbiyatul-aulaad-pendidikan.html

Rabu, 22 September 2010

Descriptive Text

The social purpose of descriptive text: to describe a particular person, place or thing in detail

Generic Structure:

1. Identification
2. Description

Language Features:

1. Using Simple Present Tense
2. Using action verb
3. Using adverb
4. Using special technical terms

Examples of Descriptive Text

Bandengan Beach


Bandengan Beach or Tirta Samudra Beach is the famous beach in jepara. the place is very beautiful and romantic. people around Jepara, Kudus, Demak knows this place.

This place is located 7 kilometers north of Jepara city center. The way to get there is very easy. Just follow the traffic sign and you will find it. From the town square, follow the road to Bangsri then turn left when reached kuwasen village. You can take public transportation or by your own vehicle.

The white sandy beach which has pure water is good for swimming. The beach is save enough for swimming because the beach is shallow and the wave is not so big. This place is more beautiful at dusk. We can see the beautiful sunset with our family or friends.

In this location, we can sit and relax on the shelter while enjoy the natural beach breezy wind. It also has large pandan tree field. It is suitable for youngster activities such as camping.

If we want to sail, we can rent the traditional boat owned by local people. We can make voyage around the beach or we can go to pulau panjang (panjang island). Some time we can find banana boat and jet ski for rent.

In this place we can find many traditional footstalls. We can order traditional foods sold by the trader such as roasted fish, crab, boiled shell. Pindang srani is one of the delicious food enjoyed by the visitors.

come to the bandengan beach and you will find a paradise on the tips of Muria peninsula.




Borobudur is Hindu - Budhist temple. It was build in the nineth century under Sailendra dynasty of ancient Mataram kingdom. Borobudur is located in Magelang, Central Java, Indonesia.
Borobudur is well-known all over the world. Its construction is influenced by the Gupta architecture of India. The temple is constructed on a hill 46 m high and consist of eight step like stone terrace. The first five terrace are square and surrounded by walls adorned with Budist sculpture in bas-relief. The upper three are circular. Each of them is with a circle of bell shape-stupa. The entire adifice is crowned by a large stupa at the centre at the centre of the top circle. The way to the summit extends through some 4.8 km of passage and starways. The design of borobudur which symbolizes the structure of universe influences temples at Angkor, Cambodia.
Borobudur temple which is rededicated as an Indonesian monument in 1983 is a valuable treasure for Indonesian people.

Suramadu Bridge



The Suramadu Bridge (Indonesian: Jembatan Suramadu), also known as the Surabaya–Madura Bridge, is a bridge with three cable-stayed sections constructed between Surabaya on the island of Java and the town of Bangkalan on the island of Madura in Indonesia. Opened on June 10, 2009, the 5.4-km bridge is the longest in Indonesia and the first bridge to cross the Madura Strait.
The cable-stayed portion has three spans with lengths 192 m, 434 m and 192 m. The bridge has two lanes in each direction plus an emergency lane and a dedicated lane for motorcycles. The first toll bridge in Indonesia, fares have been initially set at Rp. 30,000 (US$3 in 2009) for four-wheeled vehicles and Rp. 3,000 (US$0.30) for two-wheelers.
The bridge was built by a consortium of Indonesian companies PT Adhi Karya and PT Waskita Karya working with China Road and Bridge Corp. and China Harbor Engineering Co. Ltd. The total cost of the project, including connecting roads, has been estimated at 4.5 trillion rupiah (US$445 million).
Construction was started on August 20, 2003. In July 2004, a girder collapsed, killing one worker and injuring nine others. Work on the bridge halted at the end of 2004 due to lack of funds, but was restarted in November 2005. The main span of the bridge was connected on March 31, 2009, and the bridge was opened to the public in June 10, 2009.Within a week of the opening, it was discovered that nuts and bolts as well as maintenance lamps had been stolen and that there was evidence of vandalism of cables supporting the main span.


The Eiffel Tower



The Eiffel Tower (French: Tour Eiffel, [tu? ?f?l]) is a 19th century iron lattice tower located on the Champ de Mars in Paris that has become both a global icon of France and one of the most recognizable structures in the world. The Eiffel Tower, which is the tallest building in Paris, is the single most visited paid monument in the world; millions of people ascend it every year. Named after its designer, engineer Gustave Eiffel, the tower was built as the entrance arch for the 1889 World's Fair.
The tower stands at 324 m (1,063 ft) tall, about the same height as an 81-story building. It was the tallest structure in the world from its completion until 1930, when it was eclipsed by the Chrysler Building in New York City. Not including broadcast antennas, it is the second-tallest structure in France, behind the Millau Viaduct, completed in 2004. And while the Eiffel Tower is a steel structure, and weighs approximately 10,000 tonnes, it actually has a relatively low density, weighing less than a cylinder of air occupying the same dimensions as the tower.
The tower has three levels for visitors. Tickets can be purchased to ascend either on stairs or lifts to the first and second levels. The walk to the first level is over 300 steps, as is the walk from the first to the second level. The third and highest level is only accessible by lift. Both the first and second levels feature restaurants.
The tower has become the most prominent symbol of both Paris and France. The tower is a featured part of the backdrop in literally scores of movies that take place in Paris. Its iconic status is so established that it even serves as a symbol for the entire nation of France, such as when it was used as the logo for the French bid to host the 1992 Summer Olympics.
The metal structure of the Eiffel Tower weighs 7,300 tonnes while the entire structure including non-metal components is approximately 10,000 tonnes. Depending on the ambient temperature, the top of the tower may shift away from the sun by up to 18 cm (7.1 in) because of thermal expansion of the metal on the side facing the sun. As demonstration of the economy of design, if the 7300 tonnes of the metal structure were melted down it would fill the 125 meter square base to a depth of only 6 cm (2.36 in), assuming a density of the metal to be 7.8 tonnes per cubic meter. The tower has a mass less than the mass of the air contained in a cylinder of the same dimensions, that is 324 meters high and 88.3 meters in radius. The weight of the tower is 10,100 tonnes compared to 10,265 tonnes of air.
More than 200,000,000 people have visited the tower since its construction in 1889, including 6,719,200 in 2006, making it the most visited paid monument in the world.

Selasa, 21 September 2010

Descriptive text review


Jakarta is located on the northwest coast of Java Island, at the mouth of the Ciliwung river. It dominates Indonesian’s administrative, economy, cultural activities, and is a major commercial and transportation hub within Asia.

The climate is hot and humid. Rainfall occurs throughout the year. The heaviest rainfall is from November to May. The city lies on a flat, low plain and is likely to be affected by flood during period of heavy rainfall.


The short monologue above is the audio file of listening section test for National Examination 2008. The monologue is followed by a multiple choice question at listening section number 13 as bellow:

13. Why is Jakarta at risk of flooding?
A. It lies on high land.
B. It is densely populated.
C. It lies on a flat low plain area.
D. The climate is hot and humid.
E. It is at the mouth of the Ciliwung River.

Commonly a descriptive text will describe a particular thing, place, or someone. A descriptive text is structured with general identification and followed by detail description. In Identification paragraph, descriptive text will explore to answer the question of who, what when and where. The detail description will include a description to answer how it looks, where it is sees, what it does, and what it make it special.