Selasa, 07 Juni 2011

MEMANFAATKAN CD BEKAS

CD bekas banyak tergeletak disekitar kita, dikantor, dirumah, disekolah…teronggok begitu saja menjadi sampah yang sulit terurai. di tangan para kreatif, CD bekas dapat disulap menjadi barang berguna yang bernilai seni,

1. CD WALLPAPER

Draipada Harus nge cat tembok, mending ditempelenin CD bekas.

walpaper dari cd bekas

2. CD PENAHAN BOTOL

Jika sedang ada di luar ruang, botol minuman bisa dicegah tumpah dengan CD Bekas.

cd bekas penahan botol

3. CD LAMPU

Dari tumpukan CD bekas, ditambah bohlam, dan frame, voila….jadi lampu meja yang keren.

cd bekas lampu meja

4. CD HIASAN DINDING

Potongan CD, ditambah Alumunium foil, plus Imajinasi. Jadilah sang Ikan Mas.

cd bekas hiasan dinding

5. CD CHANDELIERS

Kalau Chandelier Kristal belum bisa terbeli, tidak ada salahnya memanfaatkan CD bekas untuk penggantinya.

cd bekas chandelier

cd bekas chandelier

6. CD CHAIR

Memang belum tentu nyaman, tapi siapapun yang melihat ini di ruangan anda, pasti bakal kagum.

cd bekas chair

7. CD JAM

Selembar CD bekas, ditambah mekanik jan seharga Rp.15.000, dan Poer Glue. Jam yang menarik sudah bisa dipajang.

cd bekas clock

8. CD CHRISMAS TREE

Rayakan Natal dengan kecemerlangan Koleksi CD bekas anda

cd bekas christmas tree

9. CD DUMBEL

Kira-kira 75 buah CD di tiap sisi, ditambah batang besi ber derat, tinggal pasang 4 buah mur. Beres…Siap Fitness.

cd bekas barbel



adapted from:http://fotounik.net

Senin, 06 Juni 2011

Belajar Conditional IF

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita berandai-andai. Misalnya, seandainya (jika) kamu mau jadi pacar saya, saya akan buat kamu orang paling bahagia di dunia. Seandainya saya kaya, saya akan bangun hotel bintang 5 di pantai Kuta. Seandainya saya punya sayap, saya akan terbang petikkan bintang untukmu. Dan seterusnya.  Kalimat-kalimat seperti ini disebut kalimat pengandaian atau dalam bahasa Inggris disebut conditional sentences.
Dalam bahasa Inggris, conditional sentences pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.  digunakannya kata if dalam anak kalimat (subordinate clause). Karena clause ini diawali oleh if maka disebut if clause.
b.  digunakannya modal auxiliary, seperti will, can, may, must, would, could, might, etc. pada pokok kalimat (main clause).
Conditional sentences dikelompokkan menjadi 2 tipe, yaitu: real conditional dan unreal/contrary to fact.

Berbeda dengan real conditionals,  makna dari kalimat conditional tipe ini selalu bertolak belakang dengan kenyataan (fakta). Artinya, jika faktanya dalam kalimat positif (affirmative), conditionalnya pasti dalam kalimat negatif; Sebaliknya, jika faktanya dalam kalimat negatif, conditionalnya harus dalam kalimat positif.
Ada dua tipe kalimat unreal conditionals, yaitu: jika faktanya dalam simple present tense dan jika faktanya dalam simple past tense. Unreal conditionals dapat dibuat dengan menggunakan conjunctions “if” (seperti halnya dalam real conditionals), dengan menginversi (menempatkan kata bantu) ke depan subject kalimat, dengan menggunakan “as if” atau “as though“, dan verb “wish“. Penggunaan verb “wish” ini akan dibandingkan dengan penggunaan verb “hope“.

A. Unreal conditionals jika faktanya dalam simple present tense

a. Jika faktanya dalam simple present tense atau future tense, maka conditionalnya mengikuti pola berikut:
If + S + verb2,  S +
would
could
might
+ Verb1
Contoh:
  1. If the teacher didn’t speak quickly, I could understand better what he is teaching about. (Jika guru itu tidak berbicara dengan cepat, saya dapat memahami dengan lebih baik apa yang dia sedang ajarkan). Fakta dari kalimat ini adalah: the teacher speaks quickly, so that, I can’t understand well what he is teaching about.
  2. He could hug me, if he were here. (Dia boleh memeluk saya, jika dia di sini). Faktanya: he can’t hug me, because, he is not here.
  3. If I had a pair of wings, I would fly high. (Jika saya punya sepasang sayap, saya mungkin terbang tinggi). Faktanya: I don’t have a pair of wings, I cannot fly high.
Perhatikan:
  1. Selalu gunakan be “were”; Be “Was” tidak pernah digunakan dalam unreal conditional (lihat contoh 2).
  2. Jika main clause dan if clause dalam kalimat pengandaian merupakan kalimat positif (affirmative), faktanya harus dalam kalimat negatif. Sebaliknya, jika main clause dan if clause dalam kalimat pengandaian merupakan kalimat negatif, maka faktanya harus dalam kalimat positif.

B. Unreal conditionals jika faktanya dalam simple past tense

Jika faktanya dalam simple past tense atau past future tense, maka conditionalnya mengikuti formula berikut:
If + S + had +verb3,  S +
would
could
might
+ have +Verb3
Contoh:
  1. If Robby had not gone to a movie last night, he would not have met Susan (jika Robby tidak pergi nonton film (di bioskop) tadi malam, dia tidak akan berjumpa dengan Susan). Fakta dari kalimat ini adalah: Robby went to a movie last night, then, he met Susan.
  2. If the German football team had played well, it could have beaten Spanish team (jika team sepak bola Jerman bermain bagus, team itu dapat mengalahkan team Spanyol). Faktanya: German foot ball team didn’t play well, it couldn’t beat the Spanish team.
  3. You could have answered the questions well If you had studied well last night (kamu dapat menjawab soal-soal dengan baik, jika kamu belajar dengan baik tadi malam). Faktanya adalah: you couldn’t answer the questions well, because, you didn’t study well last night.
Perhatikan: Unreal condition yang kedua ini juga dapat diekspresikan dengan menempatkan auxiliary had di awal kalimat. Arti kalimat tidak berubah. Dalam hal ini, kata if tidak digunakan. Jika formula berikut yang digunakan, main clause selalu ditempatkan di belakang (setelah sub-clause).
Had + S + verb3,  S +
would
could
might
+ have +Verb3
Contoh:
  1. Had Robby not gone to a movie last night, he would not have met Susan.
  2. Had the German football team played well, it could have beaten the Spanish team.
  3. Had you studied well last night, you could have answered the questions well.

Penggunaan As if/As though dalam unreal conditionals

Conjunction as if atau as though (artinya: seolah-olah) juga dapat digunakan untuk mengekspresikan situasi yang bertolak belakang dengan kenyataan. Untuk tujuan ini, verb yang mengikuti conjunction ini harus dalam bentuk past tense (verb2) atau past perfect tense (had + verb3).
S + verb1 + as if/as though +  S + verb2
Contoh:
  1. Norman behaves as if he were a president. (Norman berperilaku seolah-olah dia seorang presiden). Faktanya, he is not a president.
  2. You look as though you saw a ghost (you tampak seolah-olah kamu melihat setan). Faktanya, you don’t see a ghost.
  3. The plant grows fast as if it were 5 years old (tanaman itu tumbuh cepat seolah-olah tanaman itu berumur 5 tahun). Faktanya, the plant is 1 years old.
S + verb2 + (as if/as though) +  S + had + verb3
Contoh:
  1. Ali talked about the contest as if he had won the grand prize. (Ali bercerita tentang kontes itu seolah-olah dia telah memenangkan hadiah utama). Faktanya, he didn’t win the grand prize.
  2. He spoke as though he had not stolen the money. (Dia berkata seolah-olah dia tidak mencuri uang itu). Faktanya, he stole the money.
  3. She cried as though she had not been happy at all. (Dia menangis seolah-olah dia tidak bahagia sama sekali) Faktanya, she was happy at all (itu tangis kebahagiaan kali!).
Copied dari: http://swarabhaskara.com